Menurut
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) "dan" adalah penghubung satuan
bahasa (kata, frasa, klausa dan kalimat) yang setara, yang termasuk type yang
sama serta memiliki fungsi yang tidak berbeda.
Suami dan Istri artinya setara seimbang, selevel, tidak ada
yang lebih tinggi dari yang lainnya dan tidak ada yang lebih rendah dari yang
lainnya, saling berdampingan dan berjalan bergandengan.
Setara itu bukan berarti sama. Setiap orang memiliki karakter dan sifatnya sendiri-sendiri.
tidak ada
Istri yang sama persis seperti maunya Suami dan begitu juga tidak ada Suami
yang sama persis seperti inginnya Istri karna Suami dan istri adalah dua orang
yang berbeda bukan untuk disamakan tapi untuk saling melengkapi satu sama lain.
Tak ada gading yang tak retak, tak ada manusia yang sempurna dan tak ada rumah tangga yang tanpa masalah. suami bukan malaikat dan istri bukanlah bidadari. Masalah dalam rumah tangga akan muncul mulai dari masalah sikap egois, kurang komunikasi, tekanan emosional sampai pada masalah ekonomi dan pendidikan anak bahkan pertengkaran menyangkut keluarga besar.
Semua hal tersebut kadang membuat kita marah atau bahkan saling membenci. Namun orang-orang tua dulu mengatakan bahwa kalau suami/istri marah pada Istri/Suaminya maka pandangilah dia saat
tidur.
Wahai para Istri, pandangilah
suamimu saat dia terlelap tampak kelelahan. tidak tahu kapan dia tertidur apa
dia sudah makan atau belum, karna larut dalam pekerjaannya.
Semakin lama dipandang, hatimu
akan bergetar dan bergumam. “Wahai suamiku, aku telah memilihmu untuk
menjadi imamku. Aku telah yakin bahwa engkaulah yang terbaik untuk menjadi Ayah dari anak-anakku. Begitu besar harapan kusandarkan padamu. Begitu banyak
tanggungjawab kupikulkan di pundakmu.
“Wahai suamiku, tidak kenal lelah
kau berusaha membahagiakanku dan anak-anakmu. Tidak kenal waktu kau tuntaskan tugasmu. Sulit
dan beratnya mencari nafkah yang halal tidak menyurutkan langkahmu. Lalu, atas dasar apa aku tidak
berterimakasih padamu, dengan alasan apa aku tidak berbakti padamu?
Wahai para Suami pandangilah
istrimu saat dia tertidur. Wajah polosnya yang tanpa polesan, seraya hatimu akan
bergetar dan bergumam “Wahai istriku, Aku yang
menjadikanmu seorang istri. Dan aku pula yang menjadikanmu seorang
ibu. aku memberikan beban di tanganmu, dipundakmu, untuk mengurus
keperluanku, merawat anak-anakku, juga memelihara rumahku. kau tegar
mendampingiku menjadi penguat tekad dan penyejuk hatiku. Lalu atas
dasar apa aku harus kecewa padamu? Dengan alasan apa aku perlu marah
padamu?
Hal terindah adalah memiliki keluarga bahagia yang tentram dan damai. setiap keluarga akan memiliki masalahnya sendiri namun bukan berarti masalah itu tidak dapat diselesaikan.
Hal terindah adalah memiliki keluarga bahagia yang tentram dan damai. setiap keluarga akan memiliki masalahnya sendiri namun bukan berarti masalah itu tidak dapat diselesaikan.
7 hal yang akan menjadi pedoman
kita dalam menyelesaikan masalah :
- Fokus pada masalah, jangan memperlebar permasalahan;
- Cobalah untuk melihat pada sudut pandang yang berbeda dan cara yang berbeda
- Membangun komunikasi yang baik dan berfikirlah baik-baik sebelum berbicara mengedepankan musyawarah untuk mencapai kebaikan bersama
- mencari solusi bukan atas dasar "aku" tapi "kita"
- tidak saling menyalahkan dan mencari siapa yang benar
- sadarilah bahwa kita semua adalah manusia biasa
- saling memaafkan dan menjadi pelengkap masing-masing kekurangan
Kita tidak berhenti disaat masalah sudah terselesaikan. tugas kita tidak berhenti disitu. kita tetap harus melakukan evaluasi diri agar masalah tersebut tidak terulang kembali dan membuat resolusi untuk masa depan menjadi keluarga yang lebih baik
semoga kita semua dapat menyelesaikan masalah yang kita hadapi dan membangun keluarga yang sakinah mawadah warahman bahagia sampai kakek dan nenek bahkan sampai maut memisahkan. amin